- Jalan cerita yang dimiliki cerpen cenderung lebih singkat dibandingkan novel.
- Jumlah kata yang dimiliki sebuah cerpen tidak melebihi 10 ribu kata dalam satu kali cerita.
- Ide pokok atau inspirasi dari cerita dalam cerpen ini terkadang berasal dari pengalaman dan kehidupan sehari – hari.
- Cerpen hanya menceritakan seorang tokoh saja, tidak semua tokoh diceritakan.
- Di dalam cerpen selalu seorang tokoh diceritakan sedang mengalami masalah hingga melakukan penyelesaiannya.
- Kata yang digunakan dalam cerpen tersebut cenderung lebih sederhana dan mudah dimengerti oleh pembaca.
- Cerpen menyampaikan sebuah kesan yang teramat dalam sehingga pembaca pun dapat ikut merasakannya.
- Hanya tertulis satu buah kejadian saja yang dipaparkan.
- Alur ceritanya hanya tunggal dan tidak berubah – ubah.
- Penggambaran para tokoh dalam cerita tersebut sederhana tidak terlalu detail.
- Sudut pandang orang pertama ( menggunakan istilah “Aku”). Contohnya, hari minggu aku pergi ke pasar, membeli beberapa bahan masakan untuk ibu di rumah dalam rangka menyambut tamu spesialku yakni sahabat karibku.
- Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan ( maksudnya, tokoh yang bernama aku bukanlah pemeran utama, melainkan sebagai seorang yang ada tapi tidak begitu di fokuskan). Contohnya Lusa aku dan teman – teman berangkat study tour ke beberapa kota yang ada di indonesia. Kami semua sangat senang bisa meluangkan waktu bersama. Namun aku dan satu temanku mengalami keletihan sehingga kami jatuh sakit. Temanku yang bernama Ratih ia mengalami anemia sehingga ia mengalami pusing dan mual lebih parah dari aku.
- Sudut pandang orang ketiga serbatahu ( pembuat cerita menceritakan tokoh bernama dia dengan sangat detail sekali). Contohnya, dia adalah salah seorang anak orang kaya yang ada di indonesia, orang tuanya terkenal di seantero jagat raya ini. Banyak sekali yang ingin menjadi teman dekatnya di sekolah. Namun ia terlalu sombong dan suka memilih – milih teman.
- Sudut pandang orang ketiga pengamat ( maksudnya, pembuat cerita hanya memaparkan apa yang dilakukan, apa yang dialami, apa yang dipikirkan oleh tokoh dia dan terbatas hanya berfokus pada satu orang saja. Contohnya, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya, ia beberapa akhir ini memanglah terlihat murung dan selalu bersedih. Memang kemarin terdengar kabar bahwa kucing kesayangannya meninggal. Kucing yang ia miliki sejak usia masih di bangku sekolah dasar.
- Latar belakang masyarakat. Kondisi latar belaka pada masyarakat ini akan mempengaruhi isi dan jalannya cerita.
- Latar belakang dari pengarang. Biasanya kebayakan pengarag akan membawakan cerita berdasarkan pengalaman pribadinya.
- Biografi, adanya biodata secara lengkap yang secara jelas terpaparkan secara menyeluruh.
- Kondisi psikologis, biasanya suka duka, sedih dan senang dalam sebuah cerita dipengaruhi oleh mood dari penulis.
- Aliran sastra, aliran sastra ini akan mempengaruhi gaya bahasa yang dituangkan dalam cerita tersebut.
Yaps! hampir lupa, aku Sherly kepanjangan dari Sherlyna rantika putri. Cewek manis berkumis tipis yang kini sedang dilanda asmara cinta.
“Apaan sih Ren, emang aku gila” ucapku (memanyunkan bibir 5 meter).
“Ya mungkin, ya gak Rif?” ucap Renata melirik Syarif.
“Betul, kenapa kamu Sher?” ucap Syarif.
“Hari ini tuh hari special banget buat aku, aku mau bikin suprise buat pangeran cecakku” ucapku panjang lebar sambil bayangin apa yang akan terjadi nantinya.
Pangeran cecak? Ya, pangeran cecak adalah cowok yang aku kagumi selama ini. Aku julukin pengeran cecak karena dia super duper takut sama cecak, namanya Tara.
“Hay guys, doain aku ya. Semoga rencana ini sukses berjalan mulus semulus jalan tol, amin” ucapku.
“Oke, tuh ada Tara kebetulan banget deketin gih” ucap Syarif.
“Sukses ya say” ucap mereka berdua serentak serta kepala dimiringkan ala-ala Rita sugiarto penyanyi dangdut.
“Sherly, kamu kenapa?” ucap Renata sambil memelukku.
“Tara sama Lyla berduaan mereka mesra banget” ucapku terbata bata.
“Udahlah cari yang lain, masih banyak kok” ucap Syarif.
Pena menari nari amat lambat di atas kertas polos putih. Kutulis kata puitis yang berisi sesuai isi hatiku.
Agar hati ini tak dalam kekosongan.
Meskipun kau telah menodai hati ini,
Akan kuhapus dengan sejuta air mata.
Aku rela kebahagiaanku kuberikan padamu
Asal kau bahagia.
Sekarang sudah terbalut
Oleh balutan kenangan.
Mungkin mentari mengerti apa yang sedang aku rasakan.
Aku berjalan sempoyongan dengan mata sembab gara gara menangis semalaman menuju kelasku disambut oleh sahabat sahabatku.
“Dan kamu jangan kaget ya, kalau Tara sama Lyla sudah jadiab kemarin. Aku tahu berita ini dari Gita teman sekelas kita” ucap Syarif.
“Iya makasih ya sahabat sahabatku. Kalian itu orang yang selalu suport aku, aku sayang kalian. Aku akan move on dari Tara dan selalu bersama kalian” ucapku menangis terharu.
Kita bertiga saling berpelukan.
“Tenang-tenang, tenang-tenang” satu dokter mengurut-ngurut lengan Joe dengan hampir profesional,
Dokter: Tidak, saya berlari ke arah jalan besar, dan terus berlari sambil sesekali menoleh ke arah rumah sakit, disana Joe, masih berdiri di luar dekat pintu, kepalanya menoleh ke segala arah dengan dingin.
Polisi: Baik, baik pak, terima kasih, sekarang bapak boleh keluar lewat pintu yang di sana.
Dokter: T-t-terima kasih pak, kalau boleh tau, apa bapak pernah mendengar nama Joe? Mana tahu, mana tahu ini kan, dia pernah melakukan tindakan kriminal.
Polisi: (mengangguk mantap) kami semua saudara Joe, ayo bapak yang di pintu itu sudah menunggu pak dokter dengan tongkat baseballnya, silahkan.
Ketika aku menulis surat ini, suasana di sekeliling aku sangat sepi, Vit. Aku tak pernah berpikir sebelumnya, bahwa kesepian ini kamu rasakan setiap hari. Aku merasa menjadi perempuan tak berguna karena tak bisa selalu menemani kesendirianmu. Maafkan aku hanya bisa datang setiap Sabtu pagi untuk sekedar melepas kerinduanku padamu. Aku benar-benar rindu, Vit…
Vito, kamu pasti ingat dulu kamu pernah berkata bahwa kamu ingin memiliki sebuah rumah yang letaknya jauh dari keramaian. Ketika itu kamu berkata, kamu ingin hidup di sana bersama orang yang kamu sayang dan kamu berkata orang itu adalah aku. Percaya atau tidak, sekarang rumah itu sudah ada, Vit. Aku bangun rumah itu dengan hasil keringat aku sendiri. Walaupun sepenuhnya aku sadar, kamu sudah damai hidup sendiri di sini, tapi setidaknya aku berhasil mewujudkan salah satu keinginan kamu. Semoga kamu terkesan, Vit…
Regita Feronica J. (Gita)
Seperti setitik bintang di kegelapan malam, terkadang kita tak menyadari ada cahaya kecil dalam malam yang gelap, yang kita berinama “bintang”. Betapa indahnya cahaya itu walaupun tak bisa menerangi malam. Tapi, lain halnya ketika kita melihat ada setitik noda di atas kain putih yang membentang. Kita justru terfokus pada noda yang kecil, dan seolah lupa betapa bersihnya kain itu terlepas dari setitik noda yang ada, yang mungkin bisa hilang hanya dengan sedikit detergent pemutih. Itulah hidup, kadang-kadang kita lupa untuk memandang sesuatu dari sisi lain yang dimiliki.
Pertanyaan retoris bapak muncul lagi.
dia mendekat, cepatlah..
kita harus selamat sampai di sana..”
Begitulah suara riuh-riuh kecil yang kudengar sejak dari tadi aku bangun tidur. Meraka keluar dari kediaman pertama mereka, berbaris entah itu menuju kemana. Perjalanan mereka yang begitu panjang, membuat mereka takut akan terjadi sesuatu.
“Kenapa kawan kawanmu meninggalkanmu ?” tanya angin. Sang peri diam. “Kenapa?”,
desak angin. “Karena aku buruk rupa” jawabnya sambil memalingkan wajah. Kemudian tampaklah benjolan besar di pipi sebelah kanannya hingga karena benjolan itu mukanya terlihat bopeng. Sedang di seluruh permukaan wajahnya terdapat pula banyak bintik merah, yang kalau satu saja bintik itu pecah maka terciumlah bau tak sedap ke seluruh tempat di mana ia berada. Dengan wajah seperti itu, peri peri lain selalu mengejeknya.
0 komentar:
Posting Komentar